MANUSIA DAN CINTA KASIH
A.
PENGERTIAN CINTA KASIH
Menurut kamus umum
bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwadarminta, cinta adalah rasa sangat suka
atau sayang, ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan
kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta. Dengan demikian arti cinta dan
kasih hampir bersamaan, sehinga kata kasih memperkuat rasa cinta, karena itu
cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka kepada seseorang yang
disertai dengan menaruh belas kasih.
Cinta memegang
peranan yang penting dalam kehidupan manusia, sebab cinta merupakan landasan
dalam kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan pemeliharaan anak,
hubungan yang erat dimasyarakat dan hubungan manusiawi yang akrab. Cinta juga
pengikat antara kokoh antara manusia dengan Tuhannya, seingga manusia menyembah
Tuhan dengan ikhlas, mengikuti perintah-Nya, dan berpegang teguh pada
syariat-Nya.
Banyak para tokoh
yang mengungkapkan pendapatnya tentang cinta kasih, diataranya ada Erich Fromm,
dia menyebutkan dalam bukunya seni mencinta, bahwa cinta itu terutama memberi
bukan menerima. Dan memberi merupakan ungkapan yang paling tinggi dari
kemampuan. Yang paling penting dalam memberi ialah hal-hal yang sifatnya
manusiawi, bukan materi. Cinta mempunyai unsur-unsur dasar tertentu yaitu
pengasuhan, tanggung jawab, perhatian, dan pengenalan.
Cinta tingkat
tertinggi adalah cinta kepada Tuhan, Rasul dan berjihad di jalan-Nya. Cinta
tingkat menengah adalah cinta kepada orang tua, anak, saudara, suami/istri, dan
kerabat. Cinta tingkat terendah adalah cinta yang lebih mengutamakan cinta
keluarga, kerabat, harta dan tempat tinggal.
Cinta kepada Tuhan,
Rasul, dan berjihad di jalanNya merupakan cinta yang tidak ada duanya. Hal yang
merupakan konsekwensi iman dan merupakan keharusan dalam agamanya. Bahkan itu
pendorong utama di dalam penunjang agama. Tidak diragukan lagi, manusia yang
sangat mencintai Tuhannya, maka ia akan merasakan kedamaian dalam hatinya,
kedamaian dalam hidupnya, karena ia telah meyakini bahwa zat Tuhan lah yang
Maha Sempurna, Maha Indah, Maha Agung, dan Maha dari segala Maha. Tak ada
satupun selain Dia yang memiliki kesempurnaan sifat-sifat tersebut. Maka dengan
ketulusan iman yang sejati itulah yang harus diikuti karena Dia lah yang Maha
Tinggi, Maha Sempurna dan Maha dari segala Maha.
Hakekat cinta
menengah adalah suatu energy yang datang dari perasaan hati dan jiwa. Ia timbul
dari perasaan seseorang yang dicintainya, aqidah, keluarga, kekerabatan, atau
persahabatan, karenanya hubungan cinta, kasih sayang dan kesetiaan diantara
mereka semakin akrab.
Berangkat dari
perasaan lembut yang ditanamkan oleh Tuhan dalam hati dan jiwa seseorang
inilah, akan terbentuk perasaan kasih sayang dan cinta dari seseorang terhadap
orang lain.
Cinta tingkat
rendah adalah cinta yang paling keji, hina dan merusak rasa kemanusiaan, karena
itu ia adalah cinta rendahan. Bentuknya beraneka ragam, misalnya:
1. Cinta kepada syetan, atau sesuatu yang
disembah selain Tuhan.
2. Cinta berdasarkan hawa nafsu.
3. Cinya yang lebih mengutamakan kecintaan
pada orang tua, anak, istri/suami,
perniagaan dan
tempat tinggal.
Cinta mempunyai
hikmah yang sangat besar, diantaranya adalah:
1. Sesungguhnya cinta itu adalah ujian yang
berat dan pahit dalam kehidupan manusia, karena setiap cinta akan mengalami
berbagai macam rintangan. Tetapi manusia yang telah melewati rintangan tersebut
maka manusia itu telah menang, manusia itu telah menagkap hikmah dari cinta itu
sendiri.
2. Cinta telah memberikan pengaruh yang
besar terhadap pola berfikirnya manusia. Cinta telah membuat manusia menjadi
lebih bersemangat dalam menggapai cita-citanya. Cinta seperti power, yang
berpengaruh besar terhadap semangat juang seseorang.
B.
CINTA MENURUT AGAMA
Ada yang
berpendapat bahwa etika cinta dapat dipahami dengan mudah tanpa dikaitkan
dengan agama, tetapi dalam kenyataan hidup manusia masih mendambakan tegaknya
cinta dalam kehidupan ini. Di satu pihak, cinta didengungkan lewat lagu dan
organisasi perdamaian dunia, tetapi pihak lain dalam praktek kehidupan cinta sebagai
dasar kehidupan jauh dari kenyataan. Atas dasar ini, agama memberikan ajaran
cinta kepada manusia.
Dalam kehidupan
manusia, cinta menampakkan diri dalam berbagai bentuk, kadang-kadang seseorang
mencintai dirinya sendiri, kadang-kadang mencintai orang lain, atau juga istri
dan anaknya, hartanya, atau Allah dan Rasul-Nya. Berbagai bentuk cinta ini
biasa kita dapatkan dalam kitab suci Al-Qur’an.
Cinta diri
Cinta diri erat
kaitannya dengan dorongan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap hidup,
mengembangkan potensi dirinya, dan mengaktualisasikan diri, ia mencintai segala
sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada dirinya.
Sebaliknya ia
membenci segala sesuatu yang menghalanginya untuk hidup hidup, berkembang dan
mengaktualisasikan diri. Ia juga membenci segala sesuatu yang mendatangkan rasa
sakit, penyakit dan mara bahaya. Al-Qur’an telah mengungkapkan cinta alamiah
manusia terhadap dirinya sendiri, dan menghindari dari segala sesuatu yang
membahayakan keselamatan dirinya, melauli ucapan Nabi Muhammad SAW, bahwa
seandainya beliau mengetahui hal-hal gaib, tentu beliau akan memperbanyak
hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjauhkan dirinya dari segala keburukan.
Diantara gejala
yang menunjukkan kecintaan manusia terhadap dirinya sendiri ialah kecintaannya
yang sangat terhadap harta, yang dapat merealisasikan semua keinginannya dan
memudahkan baginya segala sarana untuk mencapai kesenangan dan kemewahan hidup
(QS, Al-Adiyat, 100:8).
Diantara gejala
lain yang menunjukkan kecintaan manusia
pada dirinya sendiri ialah permohonannya uang terus menerus agar dikaruniai
harta, kesehatanm dan berbagai kebaikan dan hidup lainnya. Dan apabila ia
tertimpa bencana, keburukan, atau kemiskinan, ia merasa putus asa dan mengira
ia akan bias meperoleh karunia lagi(QS, Fushilat, 41:49)
Namun hendaknya
cinta manusia pada dirinya tidaklah terlalu berlebih-lebihan dan melewati
batas. Sepatutnya cinta pada diri sendiri ini diimbangi dengan cinta pada orang
lain dan cinta berbuat kebajikan kepada mereka
Cinta kepada sesama
manusia
Agar manusia dapat
hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainnya, tidak
boleh tidak ia harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya.
Hendaknya ia menyeimbangkan cintanya itu dengan cinta dan kasih sayang pada
orang-orang lain, bekerja sama dengan dan memberi bantuan kepada orang lain,
oleh karena itu, Allah ketika memberi isyarat tentang kecintaan manusia pada
dirinya sendiri, seperti yang tampak pada keluh kesahnya apabila ia tertimpa
kesusahan dan usahanya yang terus-menerus untuk memperoleh kebaikan serta
kebakhilannya dalam memberikan sebagian karunia yang diperolehnya.
Setelah itu Allah langsung memberi pujuan
kepada orang-orang yang berusaha untuk tidak berlebih-lebihan dalam cintanya
kepada diri sendiri dan melepaskan diri dari gejala-gejala itu adalah dengan
melalui iman, menegakkan shalat, memberikan zakat, bersedekah kepada orang-orang
miskin dan tak punya, dan menjauhi segala larangan Allah. Keimanan yang
demikian ini akan bias menyeimbangkan antara cintanya kepada diri sendiri dan
cintanya kepada orang lain, dan dengan demikian akan bias merealisasikan
kebaikan individu dan masyarakat.
Cinta seksual
Cinta erat
kaitannya dengan dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan
kasih sayang, keserasian, dan kerjasama antara suami dan istri. Ia merupakan
factor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga :
“Dan di antara
tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan
dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi yang berpikir"
-(QS, Ar-Rum,
30:21)
Dorongan seksual
melakukan fungsi penting, yaitu melahirkan keturunan demi kelangsungan jenis.
Lewat dorongan seksualah terbentuknya keluarga. Dari keluarga terbentuk
masyarakat dan bangsa. Dengan demikian bumi pun menjadi ramai, bangsa-bangsa
saling kenal mengenal, kebudayaan berkembang, dan ilmu pengetahuan dan industry
menjadi maju. Islam mengakui dorongan seksual dan tidak mengingkarinya.
Jelas dengan
sendirinya ia mengakui pula cinta seksual yang mennyertai dorongan tersebut.
Sebab ia merupakan emosi alamiah dalam diri manusia yang diingkari, tidak
ditentang ataupun ditekannya, yang diserukan Islam hanyalah pengendalian dan
penguasaan cinta ini lewat pemenuhan dorongan tersebut dengan cara yang sah, yaitu
dengan perkawinan.
Cinta kebapakan
Mengingat bahwa
antara ayah dan anal-anaknya tidak terjalin oleh ikatan-ikatan fisiologis
seperti yang menghubungkan si ibu dengan anak-anaknya, maka para ahli ilmu jiwa
modern berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisiologis
seperti halnya dorongan keibuan, melainkan dorongan psikis.
Dorongan ini Nampak
jelas dalam cinta bapak kepada anak-anaknya, karena mereka sumber kesenangan
dan kegembiraan baginya, sumber kekuatan dan kebanggaan, dan merupakan factor
penting bagi kelangsungan peran bapak dan kehidupan dan tetap terkenangnya dia setelah
meninggal dunia. Ini terlihat kelas dalam do’a Nabi Zakaria As, yang memohon
pada Allah semoga ia dikarunia seorang anak yang akan mewarisinya dan mewarisi
keluarga Ya’qub :
“Ia berkata : Ya
Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban,
dan aku belum pernah kecewa dalm berdo’a kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan
sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang istriku
adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang
putera, yang akan mewarisi aku dan mewarisi keluarga Ya’qub; dan jadikanlah ia,
ya Tuhanku, seseorang yang diridhai" -
(QS, Maryam,
19:4-6)
Cinta kebapakan
dalam Al-Qur’an diisyratkan dalam kisah Nabi Nuh As. Betapa cintanya ia kepada
anaknya, tampak jelas ketika ia memanggilnya dengan rasa penuh cinta, kasih
sayang, dan belas kasihan untuk naik ke perahu agar tidak tenggelam ditelan
ombak.
Cinta kepada Allah
Puncak cinta
manusia, yang paling bening, jernih dan spiritual ialah cintanya kepada Allah
dan kerinduaanya kepada-Nya. Tidak hanya dalam shalat, pujian, dan doanya saja,
tetapi juga dalam semua tindakan dan tingkah lakunya. Semua tingkah laku dan
tindakannya ditunjukkan kepada Allah, mengharapkan penerimaan dan ridha-Nya :
“Katakanlah : Jika
kamu(benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha pengampun lagi Maha penyanyang” (QS, Ali
Imran, 3:31)
Cinta yang ikhlas
seorang manusia kepada Allah akan membuat cinta itu menjadi kekuatan pendorong
yang mengarahkannya dalam kehidupannya dan menundukan semua bentuk kecintaan
lainnya. Cinta ini pun juga akan membuatnya menjadi seorang yang cinta pada
sesame manusia, hewan, semua mahluk Allah dan seluruh alam semesta.
Sebab dalam
pandagannya semua wujud yang ada di sekelilingnya mempunyai manifestasi dari Tuhannya yang membangkitkan
kerinduan-lerinduan spiritualnya dan harapan kalbunya.
Cinta kepada Rasul
Cinta kepada Rasul,
yang diutus Allah sebagai rahma bagi seluruh alam semesta, menduduki peringkat
ke dua setelah cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna
bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur
lainnya. Seorang mukmin yang benar-benar beriman dengan sepenuh hati akan
mencintai Rasullah yang telah menanggung derita dakwah Islam, berjuang dengan
penuh segala kesulitan sehingga Islam tersebar di seluruh penjuru dunia, dan
membawa kemanusiaan dari kekelaman kesesaran menuju cahaya petunjuk.
C.
KASIH SAYANG
Pengertian kasih
sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S.Porwadarminta adalah
perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang. Dalam
kehidupan berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih
sayang ini merupakan pertumbuhan dari
cinta.
Percintaan muda-mudi
(pria-wanita) bila diakhiri dengan perkawinan, maka didalam rumah tangga
keluarga muda itu bukan lagi bercinta-cintaan, tetapi sudah bersifat kasih
mengasihi atau saling menumpahkan kasih sayang. Dalam kasih sayang sadar atau
tidak sadar dari masing-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan,
kejujuran, saling percaya, saling
pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh.
Bila salah satu
unsur kasih sayang hilang, misalnya unsur tanggung jawab, maka retaklah
keutuhan rumah tangga itu. Kasih sayang yang tidak disertai kejujuran,
terancamlah kebahagian rumah tangga itu. Kasih sayang merupakan sesuatu paling
mendasar, yang harus di terima oleh setiap manusia, kasih sayang bisa di sebut
juga sabagai suatu hak yang harus kita terima, karena peran kasih sayang secara
psikologi sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya seorang individu.
Tentu seorang individu yang di didik dengan
kasih sayang, bisa menjadi individu yang lebih baik di bandingkan mereka yang
kekurangan kasih sayang, karena dewasa ini, banyak sekali orang yang
berpandangan bahwa uang adalah segala-galanya sehingga banyak orang tua yang
lebih mementingkan mencari uang untuk anak, dan menomor dua kan kasih sayang.
Sehingga tidak
sedikit anak yang bertindak negative, melakukan hal negative yang biasa di
sebut sebagai kenakalan remaja, umumnya hal itu terjadi di karenakan si anak
merasa kurang di perhatikan oleh orang tuanya, dan dia melakukan hal-hal
negative agar orang tuanya terganggu dan mulai memperhatikan anak tersebut.
Tentu kurangnya kasih sayang harus di hindari oleh setiap orang tua, mulai
memberikan kasih sayang yang lebih, dan menomor satukan kasih sayang.
Tanpa kasih sayang
seorang anak bisa berubah menjadi individu yang brutal, kurang perduli dengan
lingkungan sekitar, dan bertindak sesuai dengan kemauan dirinya sendiri. Hal
ini, terbukti dari banyaknya penelitian, bahwa kenakalan remaja, paling banyak
di karenakan factor didikan dan kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orang
tua tersebut.
Kasih sayang
mengajarkan banyak hal terhadap manusia, kasih sayang memberikan kepekaan bagi
kita semua, untuk berbagi kasih terhadap sesama, kasih sayang yang mampu
merubah banyak individu yang umumnya perubahan terjadi kearah yang lebih baik.
Baik itu terhadap sahabat, orang yang kita cintai, atau siapa pun yang kita
lihat, karena begitu banyak orang di dunia ini yang membutuhkan kasih sayang
dari orang lain, tidak semua orang beruntung memiliki orang tua, memiliki
orang-orang yang di kasihinya, karena begitu banyak anak yang lahir tanpa kasih
sayang orang tua, begitu banyak anak yang kelahirannya bahkan tidak di inginkan
oleh orang tuanya, sehingga patutlah kita memberikan kasih sayang lebih
terhadap anak-anak yatim piatu, dan kita harus bersyukur karena kita jauh lebih
beruntung dari pada mereka.
Bahkan keutamaan
mengasihi anak yatim sangat di tekankan oleh rosulullah SAW.
Oleh karena itu
rasa kasih sayang harus di tanamkan kepada siapa pun, tanpa mengenal siapa dia,
dari mana asal usulnya. Dan kita utamakan mereka yang jauh lebih membutuhkan,
semampu kita untuk mengasihi mereka.
D.
KEMESRAAN
Kemesraan berasal
dari kata dasar 'mesra', yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan
adalah hubungan akrab baik antara pria dan wanita yang sedang dimabuk asmara
maupun yang sudah berumah tangga. Kemesraan merupakan perwujudan kasih sayang
yang telah mendalam. Cinta yang berlanjut menimbulkan pengertian mesra atau
kemesraan. Kemesraan adalah perwujudan dari cinta. Kemesraan dapat menimbulkan
daya kreativitas manusia. Kemesraan dapat menciptakan berbagai bentuk seni
sesuai dengan kemampuan bakatnya.
Filsuf Rusia,
Salovjef dalam bukunya makna kasih mengatakan “jiak seseorang pemuda jatuh
cinta pada seorang gadis secara teknis, ia terlempar ke luar dari cinta diri.
Ia mulai hidup untuk orang lain.
Pernyataan ini
dijabarkan secara indah oleh William Shakespeare dalam kisah “romeo dan
Juliet”, bila di Indonesia kisah Roro mendut-Pronocitro.
Yose Ortage Y
Gasset dalam novelnya “ On love” mengatakan dikedalaman sanubarinya seorang
pencinta merasa dirinya bersatu tanpa syarat dengan obyek cintanya. Persatuan
bersifat kebersamaan yang mendasar dan melibatkan seluruh eksistensinya.
Selanjutnya Yose
mengatakan, bahwaa si pecinta tidaklah kehilangan pribadinya dalam aliran
energy cinta tersebut. Malahan pribadinya akan diperkaya, dan dibebaskan. Cinta
yang demikian merupakan pintu bagi seseorang untuk mengenal dirinya sendiri.
Kemampuan mencinta
memberi nilai hidup kita, dan menjadi ukuran terpenting dalam menentukan apakah
kita maju atau tidak dalam evolusi kita. Dari uraian di atas terlihat betapa
agung dan sucinya cinta itu. Bila seseorang mengobral cinta, maka orang itu
merusak nilai cinta, yang berarti menurunkan martabat dirinya sendiri.
Cinta yang
berlanjut menimbulkan pengertian mesra atau kemmesraan.
Kemesraan adalah
perwujudan dari cinta.
E.
PEMUJAAN
Pengertian pemujaan
adalah salah satu investasi cinta manusia kepada Tuhan yang diwujudkan dalam
komunikasi ritual, karena pemujaan kepada Tuhan adalah inti, nilai dan makna
kehidupan yang sebenarnya.
Pemujaan dapat dilakukan dalam berbagai aspek
seperti memuja pada leluhur, memuja pada agama tertentu dan kepercayan yang
ada.
Dalam kehidupan
manusia terdapat berbagai cara pemujaan sesuai dengan agama, kepercayaan,
kondisi, dan situasi. Sholat di masjid, sembahyang di pura, di candi, di
gereja, bahkan tempat-tempat yang dianggap keramat merupakan perwujudan dari
pemujaan kepada Tuhan atau yang dianggap Tuhan.
Pemujaan-pemujaan
itu sebenarnya karena manusia ingin berkomunikasi dengan Tuhannya, hal ini
berarti manusia mohon ampun atas segala dosanya mohon perlindungan, mohon
dilimpahkan kebijaksanaan, agar ditunjukkan jalan yang benar, dan lain-lain.
F.
BELAS KASIHAN
Belas kasih adalah
kebajikan di mana kapasitas emosional empati dan simpati untuk penderitaan
orang lain dianggap sebagai bagian dari cinta itu sendiri, dan landasan
keterkaitan sosial yang lebih besar dan humanisme-dasar ke tertinggi
prinsi-prinsip dalam filsafat, masyarakat, dan kepribadian.
Dalam cinta sesama
dipergunakan istilah belas kasihan, karena cinta disini bukan karena cakapnya ,
kayanya, cantiknya, pandainya, melainkan kerena penderitaannya. Penderitaan ini
mengandung arti luas. Mungkin tua , sakiit-sakitan, yatim, yatim piatu,
penyakit yang dideritanya, dan sebagainya.
Jadi kata kasihan
atau rahmah berarti bersimpati kepada nasib atau keadaan yang di derita orang
lain. Perbuatan atau sifat menaruh belas kasihan adalah orang yang berakhlak .
Manusia mempunyai potensi untuk berbelas kasihan. Masalahnya sanggupkah ia
menggugsh potensi belas kasihannya itu. Bila orang itu tergugah hatinya maka
berarti orang berbudi dan terpujilah oleh Allah SWT.
Dalam esai on love
ada pengertian bahwa cinta adalah rasa persatuan tanpa syarat. Itu berarti
dalam rasa belas kasihan tidak terkandung unsure pamrih. Belas kasihan yang
kita tumpahkan benar benar keluar dari lubuk hati yang ikhlas. Jika kita
memberikan uang pada pengemis agar mendapatkan pujian, itu berarti tidak ihklas
atau ada tujuan tertentu, hal seperti itu banyak terjadi dalam masyarakat.
G. KISAH CINTA EROTIS
Cinta kasih erotis
yaitu kehausan akan penyatuan yang sempurna, akan penyatuan dengan seseorang
lainnya. cinta kasih erotis bersifat ekslusif, bukan universal, pertama-tama
cinta kasih erotis kerap kali di campurbaurkan dengan pengalaman yang dapat di
eksplosif berupan jatuh cinta.
Tetapi seperti yang telah dikatakan terlebih
dahulu , pengalaman intimitas, kemesraan yang tiba-tiba ini pada hakekatnya
hanya sementara. Keinginan seksual menuju kepada penyatuan diri, tetapi
sekali-kali bukan merupakan nafsu fisi belaka, untuk meredakan ketegangan yang
menyakitkan. Rupanya keinginan seksual dengan mudah dapat di dicampuri atau di
stimulasi oleh tiap-tiap perasaan yang mendalam.
Dalam cinta kasih erotis terdapat
eksklusivitas yang tidak terdapat dalam cinta kasih persaudaraan dan cinta kasih
keibuan, sering kali eksklusivitas dalam
cinta kasih erotis di salah tafsirkan dan di artikan sebagai suatu ikatan hak
milik, contoh sering kita jumpai separang orang-orang yang sedang saling
mencintai tanpa merasakan cinta kasih terhadap setiap orang lainya.
Cinta kasih
kesaudaraan merupakan cinta kasih antar orang orang yang sama sama sebanding,
sedangkan cinta kasih ibu merupakan cinta kasih terhadap orang orang yang lemah
tanpa daya. Walaupun terdapat perbedaan besar antara kedua jenis tersebut,
kedua duanya mempunyai kesamaan bahwa pada hakekatnya cinta kasih tidak
terbatas kepada sesorang saja.
Pada hakekatnya
cinta kasih tersebut bersifat eksklusif, bukan universal, dan juga barangkali
merupakan bentuk cinta kasih yang paling tidak dapat dipercaya.
Bahwa cinta kasih
hanyalah merupakan perbuatan kemauan dan mengikat diri saja sehingga pada
dasarnya tidak usah dipedulikan siapa kedua orang yang terlibat di dalamnya.
Apakah pernikahan itu diatur oleh orang lain ataukah merupakan hasil pilihan individual,hal
itu bukan menjadi soal, yang penting sesudah pernikahan itu dilangsungkan ialah
bahwa perbuatan kemauan seharusnya menjamin kelangsungan cinta kasih.
Pandangan ini rupa
rupanya mengabaikan ciri paradox hakekat manusiawi dan cinta kasih erotis. Kita
semuanya satu, namun tiap tiap diantara kita merupakan makhluk unik yang khas
yang tidak ada duplikatnya. Dalam hubungan kita dengan orang orang lain.
Paradox itu juga berlaku, sejauh kita
merupakan satu, kita dapat mencintai dan mengasihi tiap tiap orang lain secara
sama dalam arti cinta kasih erotis menurut adanya unsure unsure sangat khas dan
individual yang terdapat diantara beberapa orang tertentu saja, tetapi tidak
pada semua orang.
Baik pandangan
bahwa cinta kasih erotis merupakan atraksi individual belaka maupun pandangan
bahwa cinta kasih erotis itu tidak lain dari pada perbuatan kemauan, kedua
duanya benar, atau lebih tepat jika dikatakan bahwa tidak terdapat pada yang
satu, juga tidak pada yang lain.
Oleh karena itu,
gagasan bahwa hubungan pernikahan mudah saja dapat diputuskan apabila orang
tidak bersukses didalamnya, merupakan gagasan yang sama sekali keliru dengan
gagasan bahwa hubungan semacam itu di dalam keadaan bagaimanapun tidak boleh
diputuskan.
Sumber :
http://www.raditaryo.wordpress.com/2013/03/26/cinta-menurut-ajaran-agama/
http://www.sut1986.wordpress.com/2012.05/10/tulisan-ilmu-budaya-dasar-ibd-kasih-sayang/
http://nurwahidsaputra.blogspot.com/2012/06/ibd-bab-4-manusia-dan-cinta-kasih.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar